
Pendidikan anak adalah amanah mulia yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam pandangan Islam, tanggung jawab mendidik anak tidak hanya terletak pada sekolah atau guru, melainkan merupakan kewajiban utama kedua orang tua. Anak diibaratkan sebagai amanah yang Allah titipkan, sehingga proses mendidik mereka menjadi bagian dari ibadah dan pertanggungjawaban di hadapan-Nya.
Rasulullah saw. menegaskan bahwa tiada pemberian yang lebih berharga dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik. Pernyataan ini menempatkan orang tua sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter, akhlak, dan kecerdasan anak. Sekolah atau guru hanya berperan sebagai mitra pendukung yang membantu memperluas wawasan dan keterampilan, namun pondasi pendidikan tetap harus dibangun di rumah.
Peran orang tua, baik ayah maupun ibu, harus berjalan beriringan. Ketidaksepakatan dalam pola pengasuhan dapat memicu kebingungan dan berdampak negatif pada perkembangan moral serta emosional anak. Oleh karena itu, keselarasan, komunikasi yang baik, dan musyawarah menjadi kunci. Anak membutuhkan figur teladan yang konsisten, bukan hanya dalam ucapan tetapi juga dalam tindakan sehari-hari.
Islam menekankan pentingnya keteladanan dan doa dalam pendidikan. Nilai-nilai kehidupan tidak cukup diajarkan lewat teori, tetapi harus dihidupkan melalui perilaku nyata. Seorang anak belajar banyak dari cara orang tua berbicara, bersikap, dan menyelesaikan masalah. Doa orang tua yang tulus pun diyakini menjadi kekuatan besar yang menyertai langkah anak menuju kebaikan.
Hadits Nabi mengingatkan bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Dalam rumah tangga, ayah menjadi pemimpin keluarga dan ibu sebagai pemimpin di rumah—keduanya memiliki tanggung jawab setara dalam mendidik anak. Imam al-Ghazali bahkan mengibaratkan hati anak sebagai permata suci yang mudah dibentuk. Setiap nilai yang ditanamkan sejak dini akan mempengaruhi masa depan mereka.
Dari sudut pandang pendidikan modern, keluarga tetap menjadi fondasi utama dalam perkembangan anak, mulai dari masa kandungan hingga dewasa. Guru, masyarakat, dan lembaga pendidikan berperan sebagai pelengkap dan penguat, bukan pengganti. Sekolah dapat menjadi mitra strategis yang mendukung visi orang tua dalam membentuk anak beriman, bertakwa, berkarakter, dan cerdas.
Sinergi antara orang tua dan sekolah sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Komunikasi yang terbuka, dukungan emosional, dan keterlibatan aktif orang tua dalam proses pendidikan akan memperkuat hasil belajar anak, baik secara akademik maupun non-akademik. Dengan kolaborasi yang baik, pendidikan dapat mencetak generasi yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Kesimpulannya, pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan komitmen, kerja sama, dan konsistensi. Orang tua harus menjadi teladan utama dan sekolah menjadi mitra yang sejalan. Dengan sinergi tersebut, akan lahir generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.